BREAKING NEWS

10/recent/ticker-posts

Right Button

test banner SELAMAT DATANG DI WEBSITE "ALISYA NEWS"

Banjir Bandang Sisakan Duka, Uluran Tangan Polda Sulbar Hadirkan Harapan Baru


PADANG, SUMBAR | Ketika arus banjir bandang merenggut ketenangan warga Sumatera Barat, harapan justru datang dari arah yang jauh. Bukan hanya dari pemerintah daerah setempat, tetapi dari saudara sebangsa yang terpanggil oleh rasa kemanusiaan: Polda dan Bhayangkari Sulawesi Barat, Minggu 07 Desember 2025.

Rombongan bantuan tiba dengan wajah letih perjalanan panjang, namun sorot mata mereka penuh tekad. Dipimpin AKBP Anindhita Rizal bersama Iptu Bayu, rombongan ini tidak hanya membawa logistik, tetapi membawa kehangatan antar daerah yang jarang terlihat dalam situasi sulit.
Perubahan paling mencolok dalam aksi ini terlihat dari cara mereka menelusuri titik-titik terdampak yang sunyi dan jauh dari sorotan. Mereka bergerak memasuki kawasan Jalan Irigasi Pasar Baru, wilayah yang menyimpan luka terdalam akibat banjir. Warga masih berusaha berdiri kembali dengan sisa-sisa barang yang bisa diselamatkan.

Di depan rumah yang tinggal separuh berdiri, seorang ibu memeluk anaknya yang masih gemetar tiap kali mendengar suara air. Saat menerima bantuan, ia menunduk, menahan isak yang tak lagi bisa disembunyikan. Kehangatan rombongan dari Sulawesi Barat membuatnya seolah mendapat keluarga baru di masa sulit.

Perjalanan dilanjutkan ke SMAN 9 Padang, tempat para pengungsi berusaha bertahan dari malam-malam yang dingin. Rombongan bukan sekadar berbagi logistik—mereka mendengarkan, mereka menyapa, mereka duduk bersama warga seakan ingin menegaskan bahwa solidaritas tak memerlukan sekat.

Yang paling menyentuh adalah cara mereka bekerja. Tanpa seremonial, tanpa jarak, tanpa ingin dilihat. Mereka memanggul sendiri bantuan, membagikan dari pintu ke pintu, dan memastikan tak ada satu pun pengungsi yang terlewat.

Bagi warga Sumbar yang tengah limbung, kehadiran saudara dari Sulawesi Barat ini terasa seperti jeda hangat di tengah hari-hari yang memukul batin. Banyak yang menitikkan air mata sembari mengucap terima kasih, tak menyangka uluran tangan datang dari ribuan kilometer jauhnya.

Solidaritas ini bukan sekadar bantuan logistik. Ia adalah pengingat bahwa bangsa ini masih memiliki denyut kebersamaan yang kuat. Ketika satu daerah goyah, daerah lain ikut menopang. Ketika satu wilayah menangis, wilayah lain datang membawa penghiburan.

Dan bagi warga yang sedang berjuang bangkit, bantuan ini menjadi pijakan kecil yang berarti besar—bahwa mereka tidak sendirian, bahwa ada yang peduli, bahwa ada yang ingin mereka kembali berdiri.


Catatan Redaksi

Bantuan lintas daerah ini membuktikan bahwa Indonesia tetap punya denyut empati yang tak pernah padam. Di tengah bencana, justru di sanalah persaudaraan diuji dan diperlihatkan. Semoga semangat saling membantu ini terus tumbuh dan menguatkan langkah pemulihan warga Sumatera Barat.

TIM

Posting Komentar

0 Komentar